Sains: Temuan Spektakuler! Ilmuwan Kuak Jejak Pembentukan Alam Semesta
Elin Yunita Kristanti
Teori ini menyatakan bahwa ‘bayi alam semesta’ berasal dari sesuatu — yang sama sekali terbayangkan — kecil yang hanya sebesar ukuran kelereng. Lalu, alam semesta terus mengembang selama hampir 14 miliar tahun sejak saat itu. Gagasan Inflasi (inflation) kali pertama diajukan pada awal 1980-an untuk menjelaskan sejumlah aspek dari Teori Big Bang yang tampaknya tidak cukup lengkap, seperti untuk menjelaskan mengapa angkasa terlihat sama luasnya di semua sisi langit. Anggapannya, ekspansi yang sangat cepat sejak awal bisa merapikan ketidakseimbangan.
Namun, inflasi datang dengan prediksi sangat spesifik — bahwa itu akan dikaitkan dengan gelombang energi gravitasi. Dan riaknya akan meninggalkan jejak abadi atau tak terhapus pada cahaya tertua di langit — yakni Cosmic Microwave Background (CMB) yang merupakan sisa radiasi yang terjadi saat Big Bang melahirkan alam semesta.
Tim BICEP2 kini telah mengidentifikasi sinyal tersebut. Para ilmuwan menyebutnya sebagai B-mode polarisation. Yang merupakan simpul khusus dalam sifat arah CMB. Hanya gelombang gravitasi yang bergerak melalui alam semesta dalam fase inflasi yang bisa menghasilkan penanda tersebut. Mirip-mirip smoking gun alias pistol asap.
Dalam konferensi pers yang mengumumkan temuan tersebut, Profesor John Kovac dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, sekaligus ketua tim BICEP2 mengatakan, “Temuan ini membuka cakrawala pada apa yang kita yakini sebagai rezim baru fisika — fisika yang terjadi di fraksi kecil, yang amat luar biasa, terjadi dalam sepersekian detik pada alam semesta.”
Sinyal tersebut dilaporkan lebih kuat dari apa yang dibayangkan dan diharapkan para ilmuwan. Temuan tersebut menyederhanakan banyak hal. Ini berarti model yang lebih eksotis alias aneh-aneh terkait bagaimana inflasi bekerja tidak lagi dapat dipertahankan. Hasil itu juga membatasi energi yang terlibat pada 10.000 gigaelectronvolts yang sesuai dengan gagasan Grand Unified Theory, di mana fisikawan partikel percaya tiga dari empat gaya fundamental di alam bisa diikat bersama-sama.
Namun, dengan menghubungkan gelombang gravitasi dengan masa ketika efek kuantum yang begitu dominan, para ilmuwan meningkatkan prospek bahwa suatu hari ia bisa kekuatan keempat — gravitasi itu sendiri. Grand Unified Theory menjadi Theory of Everything — Teori Segalanya. Sifat sensasional penemuan tersebut berarti data BICEP2 bisa menjadi rujukan dan telaah. Juga menjadi dasar temuan lain yang mungkin bisa menghasilkan sesuatu yang spektakuler. (Yus)
(Elin Yunita Kristanti)